Teori komunikasi

Teori komunikasi menurut Sasa Djuarsa adalah sebagai “konseptualisasi atau penjelasan logis tentang fenomena peristiwa komunikasi dalam kehidupan manusia.” Peristiwa komunikasi yang dimaksud, mencakup produksi, proses, dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang yang terjadi dalam kehidupan manusia. Teori komunikasi terdiri dari :
a. Model Public relations
Model public relations yaitu dengan mengidentifikasi ide sentral dari public relations dan bagaimana mereka saling terkait satu sama lain. Pada tahun 1984, James E. Grunig dan Todd Hunt mengajukan empat model public relations yang didasarkan kepada komunikasi, riset, dan etika, yaitu :
(1) Model agen pemberitaan,
(2) Model informasi publik,
(3) Model asimetris dua arah, dan
(4) Model simetris dua arah.

Untuk tiga model pertama mereflesikan sebuah praktik public relations yang berusaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui persusasi, dan model keempat berfokus pada usaha menyeimbangkan kepentingan pribadi dengan kepentingan publik atau kelompok lainnya.

b. Model elaborasi kemungkinan
Model elaborasi kemungkinan - elaborated likelihood model – suatu model yang mengajukan sebuah alternative tentang gagasan rute, yaitu “rute pinggir” di mana orang dipengaruhi oleh hal-hal seperti pengulangan, juru bicara yang sangat kredibel, atau bahkan juga dengan keuntungan - reward yang nyata

c. Teori pembelajaran social
Teori pembelajaran sosial berusaha untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku dengan melihat cara lain yang dilakukan individu dalam memproses informasi. Teori ini membantu dalam memahami bahwa contoh dari personal tertentu atau media massa dapat menjadi penting dalam usaha memperoleh perilaku yang baru.

d. Teori difusi
Teori difusi adalah merupakan cara lain dalam melihat bagaimana orang memproses dan menerima informasi . Teori menjelaskan bahwa seseorang akan mengadopsi sebuah ide hanya setelah melewati beberapa langkah terpisah sebagai berikut :
• Kesadaran.
• Minat.
• Evaluasi. kegunaan.
• Percobaan.
• Adopsi

Teori ini berguna dalam menjelaskan bagaimana kita sampai pada sebuah keputusan —bukan aksi berdasarkan gerak hati semata
e. Teori pertukaran social
Teori pertukaran social, dikembangkan oleh John Thibaut dan Harold Kelley, teori ini berlaku untuk banyak bidang kajian, termasuk komunikasi interpersonal, public relations, dan teori organisasi.
Teori pertukaran sosial menggunakan metafor ekonomi tentang biaya dan keuntungan (cost and benefit) untuk memprediksi perilaku. Teori ini berasumsi bahwa seseorang atau kelompok akan memilih strategi berdasarkan hitung-hitungan biaya dan keuntungan yang akan di peroleh.

f. Teori persuasi dan pengaruh social
Orang – orang public relations mencoba membujuk audiensi untuk mempelajari sebuah informasi baru, mengubah emosi, atau untuk bertindak sedemikian rupa. Menurut Miller dan Levine, Pada tingkat minimal, sebuah usaha persuasif menghasilkan beberapa perubahan dalam aspek kognitif,afektif dan perilaku target audiensi . Terdapat beberapa istilah berikut dalam berbicara tentang persuasi, yaitu :
• Kesadaran
Awareness : menerima informasi pertama kali.
• Sikap
Attitudes: kecenderungan untuk suka atau tidak terhadap sesuatu.
• Keyakinan
Beliefs : penilaian tentang benar atau salahnya sesuatu.
• Perilaku
Behavior : sebuah aksi yang bisa diamati

g. Teori situasional
Menurut James E. Grunig dan Todd Hunt mengusulkan sebuah teori situasional publik untuk memberi suatu informasi yang lebih spesifik tentang kebutuhan informasi mereka. Grunigg dan Hunt berpandangan bahwa publik meliputi mereka yang secara aktif mencari dan memproses informasi tentang organisai atau satu isu yang menarik mereka, sampai pada mereka yang menerima informasi secara pasif.
Menurut Grunigg dan hunt, terdapat tiga variabel yang berpengaruh ketika publik menerima dan memproses informasi yang terkait sebuah isu, yaitu :
(1) Pengenalan masalah,
(2) Pengenalan kendala, dan
(3) Tngkat keterlibatan.
Yang menjadi kunci dari komunikasi adalah publik harus bersifat situasional, maksudnya adalah ketika situasi, problem, peluang, atau isu berubah, maka publik pun ikut berubah.

James E. Grunig dan Todd Hunt menjelaskan terdapat empat respons yang mengikuti sebuah isu, mulai dari yang tinggi sampai yang rendah dalam dimensi ini. Sebagai contoh, publik dengan pengenalan masalah tinggi, pengenalan kendala yang rendah, dan tingkat keterlibatan yang tinggi dengan isu, akan lebih mungkin terlibat secara aktif dalam mengomunikasikan isu tersebut.
Teori situasional menjelaskan mengapa sekelompok orang aktif pada isu tersebut, yang lainnya aktif dalam banyak isu, sementara yang lagi bersikap apatis. Hubungan spesifik ditentukan oleh kelompok ini ( apakah aktif atau pasif ) dan bagaimana sebuah organisasi terhubung dengan isu tersebut.
Bagi orang-orang public relations dapat merencanakan strategi komunikasi dengan lebih akurat jika mereka tahu seberapa aktif publik mereka dalam mencari informasi.

h. Teori system public relations
Teori sistem public relations sangat berguna dalam public relations karena memberi sebuah cara untuk memikirkan tentang hubungan. Secara umum, teori sistem memandang sebuah organisasi sebagai suatu wadah yang tercipta dari bagian yang saling terkait, yang dapat beradaptasi serta menyesuaikan diri terhadap perubahan dalam bidang politik, ekonomi, dan lingkungan sosial di mana organisasi itu beroperasi.
Organisasi umumnya memiliki batas yang jelas, di mana di dalamnya harus terdapat struktur komunikasi yang mengarahkan setiap bagian organisasi untuk mencapai tujuan organisasi, minimum mengikuti alur bagan struktur organisasi.
Pemimpin organisasi bertugas menciptakan dan memelihara struktur internal ini. Menurut Grunig, dan Dozier menyatakan bahwa perspektif sistem menekankan adanya saling ketergantungan organisasi dengan lingkungan mereka, baik lingkungan internal maupun eksternal.
Menurut perspektif sistem, organisasi bergantung pada sumber daya dari lingkungan yang dimiliki, misalkan seperti bahan mentah, sumber pekerja, klien atau konsumen dari layanan yang diberikan, atau produk yang mereka hasilkan. Organisasi dengan sistem terbuka menggunakan orang-orang public relations untuk mencari informasi tentang seberapa produktifkah hubungan mereka dengan klien, nasabah, dan stakehollder lainnya. Maka keputusan dapat berdasarkan pada informasi yang ada dan lingkungan ekternal.
Sementara organisasi dengan sistem tertutup tidak berusaha mencari informasi baru. Pengambil keputusan beroperasi dengan mendasarkan pada apa yang terjadi pada masa lalu atau berdasarkan keinginan pribadi saja.
Harus memahami bahwa organisasi merupakan bagian yang lebih besar dari lingkungan yang terbuat dari banyak sistem, dan pahami juga bahwa organisasi merupakan sistem sosioteknologi, yang terdiri dari organisasi, orang didalamnya, teknologi, lingkungan, budaya, agama, social, yang saling terkait dan dapat mempengaruhi bagaimana berkomunikasi yang baik dan efisien.

Komentar

Postingan Populer