Kerendahan Hati Yoshua

Kerendahan Hati
Yosua
http://renungan- harian-online. blogspot. com/2010/ 03/kerendahan- hati-yosua. html

*Ayat bacaan:* Yosua 3:10
============ ========= ==
*"Lagi kata Yosua: "Dari hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang
hidup ada di tengah-tengah kamu.."*

"Bisa apa mereka tanpa saya?" kata seorang dosen di tempat saya mengajar
pada suatu ketika. Ia sedang kesal karena merasa dikecewakan oleh kampus di
tempat kami sama-sama mengajar. Memang ia merupakan salah satu dosen yang
baik dalam mengajar, dan saya pun menyayangkan terjadinya peristiwa yang
membuatnya kecewa seperti itu. Terkadang ketika kita kesal atau emosi, kita
lupa untuk mengontrol kata-kata yang keluar. Seperti teman dosen ini, memang
dia kecewa, tapi kata-kata yang keluar tidaklah baik untuk dikatakan. Ketika
kita diberkati dengan talenta tertentu yang bisa membuat kita tampil baik
dalam pekerjaan, adalah pantas jika kita syukuri. Namun jangan lupa, bahwa
semua itu merupakan anugerah dari Tuhan dan bukan karena kehebatan diri kita
sendiri. Kenyataannya ada banyak orang yang lupa diri ketika sudah sukses,
dan mengira bahwa kehebatannyalah yang membuat semua itu terjadi. Tentu saja
kita bekerja keras, berusaha dan belajar untuk bisa mencapai suatu tingkatan
tertentu yang baik, tapi jangan lupa bahwa semua itu tetap merupakan berkat
dari Tuhan. Memang apa yang dikatakan teman dosen saya itu merupakan luapan
kekesalan, tapi jika tidak hati-hati, kita bisa terjerumus ke dalam
kesombongan yang sama sekali tidak disukai Tuhan.

Nasihat untuk rendah hati telah berulang kali diingatkan kepada kita. Kepada
jemaat Efesus firman Tuhan disampaikan lewat Paulus seperti ini: *"Hendaklah
kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam
hal saling membantu."* (Efesus 4:2). Kepada jemaat Filipi dikatakan *"..tidak
mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya
hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama
dari pada dirinya sendiri"* (Filipi 2:3). Kepada jemaat Kolose berbunyi
seperti ini: *"Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan
dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati,
kelemahlembutan dan kesabaran." *(Kolose 3:12). Ada banyak lagi nasihat
untuk rendah hati, dan ini penting bagi kita, karena *"Allah menentang orang
yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." *(Yakobus 4:6, 1
Petrus 5:5). Ada banyak orang yang terjatuh dalam dosa kesombongan setelah
sukses, karenanya ketika kita mulai menapak naik, nasihat untuk rendah hati
ini harus selalu kita ingat.

Berbicara mengenai kerendahan hati, kita bisa belajar salah satunya lewat
sikap Yosua. Apa yang terjadi pada Yosua tidaklah kecil. Ia ternyata dipilih
Tuhan untuk melanjutkan kepemimpinan Musa atas bangsa Israel. Ketekunan,
kesetiaan dan imannya sudah teruji sejak semula ketika ia masih menjadi abdi
Musa. Lalu Yosua pun dipilih Tuhan untuk menggantikan Musa. Ini sebuah
kehormatan yang sangat besar. Yosua bisa menjadi sombong karenanya, tapi dia
tidak menunjukkan tanda-tanda kesombongan sama sekali.

Mari kita lihat sepenggal kisah ketika Yosua hendak memimpin bangsa Israel
untuk menyeberangi sungai Yordan. (Yosua 3:1-17). Sebelum memasuki sungai
Yordan, Tuhan berbicara kepada Yosua*. "Dan TUHAN berfirman kepada Yosua: "Pada
hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel,
supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku
akan menyertai engkau." *(ay 7). Tuhan menyatakan kepada Yosua bahwa sama
seperti ketika Tuhan menyertai Musa untuk melewati Laut Merah, demikian pula
Tuhan akan menyertai Yosua dalam memimpin bangsa Israel dalam menghadapi
sungai Yordan. Setelah Yosua menerima pesan Tuhan itu, ia pun segera
menyampaikan hal tersebut kepada bangsa Israel. Tapi perhatikan apa yang
dikatakan Yosua kepada bangsa Israel. *"Lagi kata Yosua: "Dari hal inilah
akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kamu dan
bahwa sungguh-sungguh akan dihalau-Nya orang Kanaan, orang Het, orang Hewi,
orang Feris, orang Girgasi, orang Amori dan orang Yebus itu dari depan
kamu."* (ay 10). Perhatikan, Yosua tidak berkata "lihatlah hari ini kamu
semua akan melihat bagaimana Tuhan membesarkan namaku, meninggikan aku
ditengah-tengah kamu sekalian.." Yosua tidak berkata, "akulah yang terpilih,
lebih tinggi dari kalian semua, dan jika kalian selamat itu semua berkat
saya." Tidak, sama sekali tidak. Apa yang dikatakan Yosua adalah* "Dari hal
inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kamu."
* Meski Yosua mungkin berhak mengulangi pesan Tuhan itu kepada bangsa yang
dipimpinnya, tapi ia tidak melakukan itu. Yosua bersikap rendah hati dan
menyadari betul bahwa bukan karena hebat atau kuat kuasanya bangsa Israel
akan bisa melewati sungai Yordan, melainkan karena penyertaan Tuhan. Yosua
memusatkan perhatian bukan kepada dirinya sendiri melainkan kepada Tuhan.
Fokusnya hanyalah Tuhan satu-satunya yang dimuliakan dalam segala peristiwa
yang pernah, sedang dan akan terjadi. Yosua memilih untuk tidak merebut apa
yang menjadi hak Tuhan. Selanjutnya Yosua pun menjelaskan secara rinci
bagaimana mereka harus menyeberang (ay 11-13), dan itu dia lakukan untuk
menunjukkan bahwa apa yang akan terjadi bukanlah kebetulan semata, atau
bukan karena kehebatan bangsa Israel atau dirinya sendiri, melainkan
karena*ada kuasa Tuhan yang bekerja untuk melindungi dan menyelamatkan
mereka.
*

Ketika kita diberkati dan mengalami peningkatan, bersyukurlah kepada Tuhan.
Berikan kemuliaan hanya bagiNya dan jangan merebut hak Tuhan dengan
memegahkan diri sendiri. Tuhan Yesus sudah mengingatkan kita dengan
jelas*"Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa
tinggal di
dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu
tidak dapat berbuat apa-apa."* (Yohanes 15:5). Dan lewat Paulus firman Tuhan
berkata:* "Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."
*(1 Korintus 1:31). Bahkan jauh sebelumnya hal ini pun sudah
diingatkan. *"Beginilah
firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya,
janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya
bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah
bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa
Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi;
sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."* (Yeremia
9:23-24). Tanpa Tuhan kita bukanlah apa-apa, karena meski kita wajib untuk
bekerja keras dan melakukan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya, semua itu
tetap dimungkinkan lewat anugerah Tuhan yang Dia berikan kepada kita. Hari
ini ketika anda mengalami kemajuan dalam pekerjaan, promosi atau
peningkatan- peningkatan lainnya, berikanlah kemuliaan hanya untuk Tuhan.
Sudahkah anda memuliakan Tuhan atas segala anugerahNya atas diri anda hari
ini?

*Belajarlah dari kerendahan hati Yosua dan jangan rebut kemuliaan yang
menjadi milik Tuhan*

Komentar

Postingan Populer