The Power of Giving
Alkisah,
Ada seorang anak berumur belasan tahun bernama Clark,
yang pada suatu malam akan menonton sirkus bersama
ayahnya. Ketika tiba di loket, Clark dan Ayahnya mengantri di
belakang serombongan keluarga besar yang terdiri dari
Bapak, Ibu dan 8 orang anaknya.
Keluarga tadi terlihat bahagia malam itu dapat menonton
sirkus. Dari pembicaraan yang terdengar oleh Clark dan
Ayahnya, Clark tahu bahwa Bapak ke-8 anak tadi telah
bekerja ekstra untuk dapat mengajak anak-anaknya
menonton sirkus malam itu. Namun, ketika sampai di loket
dan hendak membayar, wajah Bapak 8 anak tadi nampak
pucat pasi. Ternyata uang 40 dollar yang telah
dikumpulkannya dengan susah payah, tidak cukup untuk
membayar tiket untuk 2 orang dewasa dan 8 anak yang total
harganya 60 dollar.
Pasangan suami istri itu pun saling berbisik, bagaimana harus
mengatakan kepada anak2 mereka bahwa malam itu mereka
batal nonton sirkus karena uangnya kurang.
Sementara anak2 nya tampak begitu gembira dan sudah
tidak sabar untuk segera masuk ke sirkus. Tiba2 Ayah Clark
menyapa Bapak 8 anak tadi dan berkata:
“Maaf Pak, uang ini tadi jatuh dari saku Bapak”,
sambil menjulurkan lembaran 20 dollar dan mengedipkan
sebelah matanya.
Bapak 8 anak tadi takjub dengan apa yg dilakukan Ayah
Clark. Dengan mata berkaca-kaca, ia menerima uang tadi
dan mengucapkan terima kasih kepada Ayah Clark,
dan menyatakan betapa 20 dollar tadi sangat berarti bagi
keluarganya. Tiket seharga 60 dollar pun terbayar dan
dengan riang gembira keluarga besar itupun pun segera
masuk ke dalam sirkus.
Setelah rombongan tadi masuk, Clark dan Ayahnya segera
bergegas pulang. Ya, mereka batal nonton sirkus,
karena uang Ayah Clark sudah diberikan kepada Bapak 8
anak tadi. Malam itu, Clark merasa sangat bahagia. Ia tidak
dapat menyaksikan sirkus, tapi telah menyaksikan dua orang
Ayah hebat.
Cerita di atas mengingatkan saya akan kekuatan memberi.
The Power of Giving. Lebih tepatnya lagi “Giving and
Receiving”. Karena memberi dan menerima, adalah satu
kesatuan yang tidak terpisahkan.
Dari cerita di atas, ada dua kebahagiaan yang terjadi dalam
aktifitas memberi. Yaitu kebahagiaan bagi yang menerima,
dan sekaligus kebahagiaan yang diperoleh si pemberi.
Bapak 8 anak yang “diselamatkan” oleh Ayahnya Clark,
tentu pada saat itu akan merasa sangat bahagia. Tapi Ayah
Clark sendiri juga merasakan kebahagiaan yang sangat
luar-biasa.
Kekuatan memberi (dan menerima) ini demikian dahsyat
karena merupakan esensi dari alam semesta itu sendiri.
Tidak berlebihan apabila Deepak Chopra dalam 7 Spiritual
Law of Success mencantumkan “Law of Giving” sebagai
hukum kedua untuk sukses. Alam semesta berjalan menurut
sirkulasi memberi dan menerima. Coba kita perhatikan..
Dalam seluruh fenomena alam, berjalan hukum memberi dan
menerima. Manusia menghirup oksigen,
dan menghembuskan karbon-dioksida, sementara tanaman
menggunakan karbon-dioksida dalam proses fotosintesa dan
membebaskan oksigen.
Proses memberi dan menerima, membuat segala sesuatu
di alam semesta ini berjalan, mengalir. Orang-orang jaman
dahulu rupanya sangat memahami hal ini. Misalnya uang,
alat tukar, dalam bahasa Inggris disebut currency, yang akar
katanya adalah bahasa latin currere yang artinya mengalir.
Pertanyaan yang paling sering muncul adalah :
Apakah yang harus saya berikan?
Jawabannya sama dengan pertanyaan :
Apa yang Anda ingin dapatkan?
Jika Anda ingin mendapatkan kasih-sayang, berikan kasih
sayang.
Jika Anda ingin pengetahuan, sebarkanlah pengetahuan.
Jika Anda ingin uang, maka berikanlah uang.
Ya, ini sesuai dengan prinsip memberi dan menerima di atas,
apa yang mengalir keluar dari Anda, adalah apa yang akan
mengalir kembali kepada Anda.
Alam semesta mengikuti hukum ini.
Bahkan yang mengalir kembali kepada Anda, selalu lebih
besar dari yang mengalir keluar dari Anda, karena semesta
jauh lebih besar dari Anda!
Jadi jika Anda ingin banyak uang, berikan uang.
Ada yang bertanya, lalu bagaimana jika uang Anda belum
banyak? Wah, kalau begitu Anda perlu memberi lebih banyak
lagi :)
Seandainya giving belum menjadi habit, sebetulnya ada
beberapa tips yg bisa Anda terapkan.
Insya Allah jika dilaksanakan secara rutin, akan memperkuat
syaraf giving Anda:
1. Hadiah.
Kemanapun Anda pergi untuk bertemu dengan seseorang,
usahakan membawakan suatu hadiah, apapun bentuk hadiah
tadi. Hal ini sebenarnya sudah diajarkan oleh orang tua kita
jaman dahulu, namun sering kita lupakan. Perhatikan saja,
orang tua kita dahulu setiap berkunjung ke rumah teman atau
saudara selalu membawa oleh-oleh. Anda juga bisa memulai
kebiasaan ini. Mungkin sekedar membawa sebungkus coklat,
bunga atau doa. Ya, kalaupun terpaksa tangan Anda kosong,
berikan doa ketika Anda bertemu dengan seseorang.
2. Bersyukur.
Syukuri setiap pemberian yang Anda terima hari ini.
Lho, bagaimana jika hari ini saya tidak menerima pemberian
apa-apa? Salah, Anda pasti menerima sesuatu dari alam
semesta. Mulai dari udara pagi yang cerah, sinar matahari
yang hangat, sapaan tetangga yang ramah, bahkan teguran
dari orang tidak dikenal, bertemu teman lama yang Anda
rindukan, dan masih banyak lagi. Ya tentu lebih konkret lagi
apabila tiba-tiba hari ini ada yang memberikan handphone
atau iPod baru kepada Anda. Jelas Anda harus syukuri apa
yang Anda terima.
3. Cinta.
Berkomitmenlah untuk selalu berbagi apa yang Anda
sebetulnya bisa berikan setiap saat : Cinta. Mungkin Anda
langsung tertawa. Ah, kalau cuma cinta saya sudah berikan
setiap saat untuk keluarga saya. Mungkin Anda benar.
Yang harus Anda ingat adalah seperti kata Stephen Covey,
Cinta adalah kata kerja, bukan kata benda. Artinya, harus di
praktekkan. Ya, kalau Anda sudah memiliki cinta untuk
orang-orang terdekat Anda, praktek-kan. Berapa kali Anda
dalam sehari memeluk dan mengusap kepala anak Anda?
Berapa kali Anda dalam sehari mengucapkan bahwa Anda
sayang suami/istri Anda?
4. Tawa.
Ini bukan hal sepele. Tertawa adalah ekspresi kebahagiaan.
Bantulah orang-orang di sekitar Anda mengekspresikan rasa
bahagia melalui tertawa. Berapa kali dalam sehari Anda tertawa? Tahukan Anda
bahwa seorang anak tertawa rata2
150 kali dalam sehari, dan orang dewasa hanya 15 kali dalam
sehari. Bergembiralah, bagikan tawa di rumah Anda, jika tidak
nanti anak Anda lebih menyukai Mas Tukul daripada Anda.
5. Pengetahuan.
Anda pasti tahu sesuatu lebih baik dari seseorang.
Mungkin Anda jago mengurus ikan Arwana, bagikan.
Anda pintar dalam mengurus tanaman Aglonema? Bagikan.
Anda pintar memasak, tulis resep dan bagikan.
Bagikan pengetahuan Anda, karena pengetahuan adalah gift
dari Yang Maha Kuasa.
DO THE BEST !!!!
Komentar
Posting Komentar