Renungan pagi KABAR BAIK DARI PATMOS 7 Desember 2013

Firman-Nya lagi kepadaku: Semuanya telah terjadi. AKU ADALAH ALFA DAN OMEGA, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus AKAN KUBERI MINUM DENGAN CUMA-CUMA dari mata air kehidupan" (Wahyu 21:6). Allah kita adalah Pemberi terbesar di antara semua pemberi. Di dalam Yesus Kristus, Dia memberikan karunia terbesar yang pernah diberikan kepada umat manusia. Berkat salib, air kehidupan tersedia dengan cuma-cuma bagi semua orang yang haus (Yohanes 7:37-39). Namun demikian, dosa membuat banyak kita tidak menerima karunia Allah itu. Sebagai akibatnya, banyak orang yang lemah merasa enggan menerima karunia tersebut, dari Allah sekalipun. Surat elektronik yang saya terima beberapa waktu lalu mengilustrasikan kecenderungan manusiawi ini. Seorang teman, mengenang kembali satu pengalaman menginjil di Filipina, melaporkan kisah berikut ini: "Pada malam pertama rangkaian penginjilan, saya melihat seorang gadis praremaja yang kelihatan galak. Dia berbeda dibanding orang-orang di sekelilingnya. Ketika saya membungkuk dan menanyakan siapa namanya, dia agak terkejut namun akhirnya berkata, "Sherry." Sejak saat itu saya menjadikannya sebagai misi khusus untuk menyalaminya dan tersenyum kepadanya setiap kali saya bertemu dengannya. Sesekali dia akan berlari ke belakang tempat duduk saya dan menyentuh bahu saya, lalu menghilang di tengah kerumunan orang banyak. Sherry selalu mengenakan jepitan menahan rambutnya menjadi sanggul yang rapih. Ingin mengungkapkan perhatian saya kepadanya, saya membeli jepit rambut baru dan memberikan itu kepadanya. Sejak saat itu, Sherry tidak mengenakan apa-apa pada rambutnya setiap kali datang ke pertemuan. Pesannya sangat jelas, dia menunjukkan kepada saya siapa yang mengendalikan keadaan. Hari terakhir pertemuan makin mendekat, dan saya memutuskan untuk mengambil risiko dengan membelikan gadis itu hadiah lain untuk rambutnya. Kali ini hadiahnya adalah sebuah jepit berbentuk hati merah jambu cerah dengan karet gelang menempel. Saya menaruh jepit rambut itu dalam kantung plastik dan menjatuhkannya ke pangkuannya ketika dia duduk. Sherry sedikit terkejut, dan saya bergerak menjauh, sadar bahwa saya telah melanggar zona nyamannya. Saya tidak melihat anak itu sepanjang sisa hari. Saya pikir mungkin tidak seharusnya saya mengambil risiko dengan memberinya hadiah lain. Tetapi ketika saya akan pergi, sebuah lengan terulur dan dengan lembut menyentuh siku saya. Berlari menjauh seperti biasanya, sambil tersenyum, Sherry mengenakan jepit rambut merah muda cerah yang saya berikan kepadanya pagi tadi. Perasaan damai dan puas memenuhi jiwa saya. Akhirnya ia menerima hadiah dari saya. Tuhan, berikan aku keberanian untuk menerima karunia terbesar-Mu dan izinkan Dia untuk membentuk kehidupanku seturut kehendak-Mu Selamat sabat Tuhan memberkati

Komentar

Postingan Populer