ROH KUDUS, TENAGA AKTIF ALLAH?
Saksi-Saksi Yehuwa menyebutkan bahwa ‘roh kudus adalah tenaga aktif Allah,’ dan ‘Ruach Elohim’ dalam Kej 1:2 diterjemahkan “tenaga aktif Allah.” Alasan yang dikemukakan SSY adalah ‘ruach’ (‘pneuma’ dalam bhs. yunani) berarti ‘nafas, angin, roh’ yang tidak berpribadi seperti ‘tenaga’ atau ‘kekuatan.’ Untuk menunjang pendapatnya diambil ucapan teolog dan ensiklopedia Katolik yang menyebut bahwa ‘ruach adalah tenaga bukan pribadi.’
Mengenai ensiklopedia katolik, entah bagian mana yang ditafsirkan sepotong sehingga menghasilkan pendapat bahwa ‘ruach (pneuma) itu tenaga’ soalnya Catholic Ensyclopedia (www.newadvent.org/cathen/07409a.htm) menyebut ‘Holy Ghost’ sebagai:
· The Holy Ghost is the Third Person of the Blessed Trinity.
· Though really distinct, as a Person, from the Father and the Son, He is consubstantial with Them; being God like Them, He possesses with Them one and the same Divine Essence or Nature.
· He proceeds, not by way of generation, but by way of spiration, from the Father and the Son together, as from a single principle.
Dari berbagai sudut, dapat dilihat bahwa ruach (pneuma) itu bisa berarti angin atau nafas, namun ruach (pneuma) juga berarti ‘pribadi roh rational’ di banyak bagian Alkitab. Strong Concordance menyebut ‘ruach’ sebagai ‘angin, nafas,’ tapi juga ‘roh pribadi rasional.’ Dan ‘pneuma’ juga disebut sebagai ‘angin, nafas’ tapi juga ‘roh pribadi manusia rasional’ atau ‘mahluk roh rasional seperti malaekat, setan dan Roh Allah, Roh Kristus, dan Roh Kudus.’ Dari sini kita belajar kebiasaan SSY dalam menafsirkan Alkitab:
SSY BIASA HANYA MENGGUNAKAN PENGERTIAN AYAT YANG MENDUKUNG AJARAN BAHWA ‘ROH KUDUS TENAGA AKTIF ALLAH’ SESUAI AJARAN MEREKA TETAPI BANYAK AYAT YANG MENDUKUNG ‘KEPRIBADIAN ROH KUDUS’ TIDAK DIGUNAKAN ATAU DIGUNAKAN DENGAN DITAFSIRKAN LAIN.
Dalam PL ada kata khusus untuk nafas hidup, yaitu ‘nishmat,’ dan kelihatan SSY mencampur-adukkan pengertian Ruach (Roh) dengan Nephesh (daya hidup atau jiwa manusia) yang dihasilkan nishmat, dan marilah kita melihat contohnya dalam ayat berikut:
“Roh (Ruach) Allah telah membuat aku, dan nafas (nishmat) Yang Mahakuasa membuat aku hidup.” (Ayb 33:4)
Bandingkan ini juga dengan:
“ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup (nishmat) ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi mahluk yang hidup (nephesh).” (Kej 2:7).
Di sini dibedakan dengan jelas antara Ruach yang adalah pribadi dan Nishmat yang tidak berpribadi yang adalah nafas Allah yang menjadikan Nephesh (nafas, jiwa atau daya hidup) manusia. Menarik menyaksikan disini bahwa dalam Ayb 33:4, Ruach diterjemahkan DALAM nw (SSY) sebagai Roh tetapi dalam Kej 1:2 diterjemahkan (ditafsirkan?) sebagai tenaga aktif Allah. Dalam Yoh 4:24 kita jumpai ayat berbunyi “Allah itu Roh” (pneuma ho theos), tentu disini ‘pneuma’ berarti ‘pribadi Roh’ sebab kalau mengikuti penafsiran SSY, tentu aneh kalau disebut ‘Allah itu tenaga aktif.” NW juga menerjemahkannya “Allah itu Roh” seperti halnya Ayb 33:4.
ROH KUDUS ADALAH PRIBADI
SSY menyebutkan tentang roh kudus, bahwa: “Pada suatu peristiwa roh kudus muncul dalam bentuk seekor burung merpati. Pada kesempatan lain seperti lidah-lidah api – tidak pernah sebagai suatu pribadi.” (Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?, hlm.21). Komentar ini menimbulkan tanda-tanya tentang “Apakah yang dimaksudkan SSY dengan ‘pribadi’?” Iblis sebagai mahluk roh tidak digambarkan sebagai pribadi manusia, melainkan sebagai ular, naga, atau kekuatan jahat, demikian juga Allah Bapa digambarkan sebagai cahaya/terang/api menyala yang tidak pernah dilihat manusia atau ditunjukkan dalam bentuk manusia, kecuali Anak Allah dinyatakan dalam pribadi Tuhan Yesus. Jadi bila disebutkan bukan sebagai ‘pribadi manusia’ memang tidak, tetapi Roh Kudus sesuai nama-Nya adalah ‘pribadi roh’. Dalam Kis 10:38 dibedakan dengan jelas antara ‘Roh Kudus’ dan ‘kuasa.’
Bila kita melihat banyak bagian Alkitab, sekalipun kadang-kadang Roh Kudus digambarkan seakan-akan hanya sebagai kekuatan yang mendampingi murid-murid, dalam Alkitab terdapat banyak petunjuk yang menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah oknum atau pribadi, misalnya disebutkan bahwa Yesus menyebut Roh Kudus sebagai Penolong yang akan mengajar, bersaksi, berkata-kata, dan mendengar. (Yoh.14:16,26;15:26;16:13). Ayat-ayat itu sering ditafsirkan sebaliknya oleh SSY bahwa karena hikmat disebut mempunyai anak-anak (Lukas 7:35, Bode), dan Dosa dan Kematian dikatakan sebagai berlaku sebagai penguasa dan raja (Roma 5:14,21), sedangkan ketiganya tidak berpribadi, maka kutipan di atas kemudian disimpulkan hanya sekedar personifikasi dari roh yang tidak berpribadi.
Demikian juga ada ayat-ayat yang mengatakan bahwa roh itu berkata-kata, namun SSY berdalih bahwa ayat-ayat lain mengatakan bahwa ini dilakukan melalui malaikat atau manusia (Kis 4:24,25;28:25; Mat 10:19,20; band. Kis 20:23 dengan 21:10,11). Demikian juga 1 Yoh.5:6-8 disebut bahwa air dan darah juga dikatakan memberi kesaksian. Ayat-ayat ini dianggap tidak menyatakan roh kudus sebagai pribadi. (bertukar Fikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab, hlm.319).
Di seluruh Alkitab kita melihat Roh Kudus sebagai pribadi yang nyata, melakukan hal-hal yang hanya bisa dilakukan oleh pribadi. Kita melihatNya dengan pikiran, iteligensia, dan pengetahuan (Rm 8:27; 1 Kor 2:11). Ia memiliki kemauan (1 Kor 12:1). Ia menunjukkan cinta dan kasih-sayang (Rm 15:30). Ia berbicara kepada Filipus (Kis 8:29). Ia menyuruh Petrus (Kis 11:12). Ia menyuruh jemaat untuk mengkhususkan Paulus dan Barnabas untuk tugas pelayanan untuk mana mereka telah dipanggil (Kis 13:2,4). Pada satu kesempatan Ia melarang Paulus berbicara di propinsi Asia (Kis 16:6-7). Ia berbicara kepada sidang jemaat (Why 2:7,11,17,29). Ia bergabung dengan gereja untuk mengundang yang lainnya untuk datang (Why 22:7).
Memang dalam Alkitab adakalanya hal-hal bukan pribadi dipersonifikasikan seperti dalam kasus Hikmat, Dosa, dan Kematian, namun itu tidak berarti bahwa semua yang mengenai Roh Kudus dipersonifikasikan sama. Kita melihat juga bahwa Roh Kudus dapat dijadikan sedih atau duka (Yes 63:10; Ef 4:30), dihujat atau dihina (Mat 12:31; Ibr 10:29), dibohongi (Kis 5:3), dan dicobai atau diuji (Kis 5:9). Tidak ada tenaga tak berpribadi seperti cahaya atau listrik yang menunjukkan kesedihan atau cinta-kasih demikian kecuali pribadi. Ciri-ciri pribadi demikian tidak dimiliki oleh kata-kata Hikmat, Dosa, dan Kematian.
Fakta bahwa ia adalah pribadi yang jelas, terlihat juga dalam ayat-ayat seperti Yes 48:16, “Dan sekarang, Tuhan Allah mengutus aku dengan Roh-Nya”. Yesus menyebutkan Roh sebagai pribadi yang jelas ketika mengutip Yes 61:1, “Roh Tuhan Allah ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku.” Lalu Ibr 9:14 menyatakan bahwa Kristus “yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat.”. Yesus kemudian menunjuk Roh Kudus sebagai “Penolong Yang Lain” (Yoh 14:16;15:26;16:7).
Roh Kudus diutus Bapa dan Anak (Yoh 14:16;14:26;15:26) dan Roh Kudus bekerja dalam Yesus Kristus (Luk 4:18; Mat 12: 28) dan Orang Percaya (Yoh 3:6; Mat 10: 20). Demikian juga dalam pembaptisan Yesus kita melihat Roh Kudus digambarkan sebagai pribadi yang bisa bergerak menurut kemauannya sendiri (bagai burung Merpati). Ini tentu berbeda dengan kekuatan batin yang ada dalam pemikiran para mistikus dimana kekuatan itu harus diolah oleh manusia supaya bisa bekerja. Roh Allah juga ada sejak awal (Kej 1:2)
SSY DIPENGARUHI AJARAN GNOSTIK & MISTIK
SSY menganut ajaran Arianisme dan Arius pendirinya terpengaruh ajaran Gnostik/Neo-Platonis pada zamannya. Dalam pandangan Gnostik/Neo-Platonis roh kudus hanya sekedar pancaran/radiasi yang keluar dan lebih rendah dari Allah Bapa dan Yesus. Ajaran ini diikuti SSY yang menyamakan roh kudus sekedar sebagai energi layaknya chi, kundalini, tenaga dalam yang dipercayai kebatinan. Kelihatannya ajaran SSY juga dipengaruhi pengalaman Charles Taze Russell, pendirinya yang pernah mempelajari mistik timur seperti diakuinya, sebab konsep ‘roh’ mistik timur (yang senafas dengan gnostik) inilah yang menjiwai ajarannya mengenai roh sebagai tenaga/kekuatan yang dipercayainya. Dalam konsep mistik timur roh Tuhan memang dipercayai sekedar kekuatan semesta.
Banyak ayat lain yang menunjukkan perbedaan antara ‘Roh Kudus’ dengan hikmat, dosa, kematian, dan air dan darah yang bisa dipersonifikasikan, karena tidak pernah disebutkan bahwa mendukakan Roh Kudus Allah yang memeteraikan (Efs 4:30) juga berlaku pada kata-kata non-pribadi yang lain itu, demikian juga dikatakan bahwa jangan mendukakan Roh Kudus yang tentu ditujukan kepada suatu pribadi. Berdasar penolakan akan pribadi Roh Kudus ini, maka konsep Roh Kudus yang akan mendiami manusia (1Kor 3:16;6:19) dan kelahiran baru yang dikerjakan oleh Roh Kudus (Yoh 3:5-8) menjadi tidak jelas dalam ajaran SSY.
Kita harus sadar bahwa dalam konsep mistik semua bagian alam termasuk semua manusia memiliki kekuatan/energi yang biasa disebut tenaga dalam/batin yang melekat dalam kehidupan mahluk, namun dalam Alkitab disebutkan bahwa Roh Kudus hanya akan mendiami umat percaya. Perbedaan ini jelas terlihat pada ayat:
“Roh (Ruach) Allah telah membuat aku, dan nafas (nishmat) Yang Mahakuasa membuat aku hidup.” (Ayb 33:4)
Di sini dibedakan dengan jelas antara ‘Ruach’ yang adalah pribadi dan ‘Nishmat’ yang tidak berpribadi dan hanya memberi daya hidup (nephesh) bagi manusia. Ruach inilah yang akan mendiami manusia pada masa Perjanjian Baru, manusia yang pada dasarnya sudah memiliki jiwa/daya hidup. Bandingkan ini dengan janji Perjanjian Baru dalam PL.
“Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh [ruach] yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku [Ruach] akan akan kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetatan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.” (Yeh 36:26-27).
“Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? ... Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” (1Kor 3:16;6:19).
ROH KUDUS PRIBADI ALLAH
Lebih-lebih ada hal yang tidak bisa diberlakukan pada kata-kata non-pribadi yang lain itu namun hanya bisa kepada pribadi yaitu adanya ucapan “menghujat Roh Kudus tidak akan diampuni” (Luk 12:10). Kita mengetahui bahwa ‘hujatan’ adalah ciri sifat kekuatan yang menentang Allah (Wahyu 13), dan kepada para penghujat, nerakalah tempat yang terbaik:
“Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka tidak bertobat untuk memuliakan Dia.” (Wahyu 16:9).
Dalam ayat-ayat di atas jelas bahwa bukan saja Roh Kudus itu pribadi namun juga disamakan dengan Allah dalam kemuliaannya dan tidak boleh dihujat. Luk 12:12 menyebut bahwa “pada saat itu Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan”, menunjukkan dengan jelas bahwa Roh Kudus bukan hanya Allah, pribadi yang tidak boleh dihujat, namun bahwa ia akan mengajar dan bahkan mendikte apa yang akan kita katakan, sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh oknum/pribadi.
Orang-orang dalam Alkitab dapat menyambutNya atau menolakNya, namun mereka menerimanya sebagai Roh Allah (Kej 6:3; Kel 31:3; Hak 6:34; Yes 61:1; Roma 8:9; 2 Kor 3:3). Ia adalah Roh dari Bapa (Mat 10:30) dan Roh dari Anak (Gal 4:6). Ia Allah yang benar, sama halnya dengan Bapa adalah Allah dan Anak adalah Allah, seperti mereka, ia memiliki sifat-sifat ilahi. Ia mahahadir (Mzm 139:7-8). Ia mahatahu (Yes 40:13; 1 Kor 2:10-11). Ia mahakuasa (Za 4:6). Ia kekal (Ibr 9:14). Ia juga baik sama halnya Allah adalah baik (Neh 9:20; Mzm 143.10).
Dalam ayat-ayat berikut jelas terlihat bahwa Roh Kudus bukan saja pribadi namun juga pribadi Allah yang melakukan pekerjaan Allah.
“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama‑lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. ... tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” (Yoh 14:15‑17, 26)
“Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata‑kata dari diriNya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarNya itulah yang akan dikatakanNya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal‑hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari padaKu.” (Yoh 16:13‑14)
Roh Kudus juga secara aktip dan dengan penuh kepribadian mendampingi para murid dalam tugas pelayanan mereka setelah Yesus naik ke surga, ini berbeda dengan sekedar kekuatan, tenaga atau kuasa saja:
“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun keatas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kis 1:8)
“Mereka melintasi tanah Fergia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia.” (Kis.16:6)
Banyak ayat lainnya menunjukkan keesaan dan kerjasama yang sempurna. 1 Kor12:4-6 menunjukkan bahwa Roh, Tuhan Yesus, dan Allah Bapa adalah pribadi sejajar. Efs.4:4-6 mengungkapkan mereka sebagai koordinasi yang sempurna. Mereka semua tinggal di Bait sebagai Allah (1 Kor 3:16; 6:19; Kol 1:27).
Akhirnya, marilah kita mendoakan agar Roh Kudus menyadarkan SSY agar membuka diri untuk membaca dan mempelajari sendiri Alkitab secara kontekstual, agar kebenaran dinyatakan oleh Allah kepada mereka, dan agar mereka mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi. Amin.
Sumber: www.yabina.org
Bertobatlah Hai Pengikut Saksi Jehuwa!
Komentar
Posting Komentar