Kebudayaan - budaya
Negara atau daerah memiliki warisan bersama, pengalaman bersama atau suatu kebijakan local, kesemuan ini akan membentuk sebuah kebudayaan. Kebudayaan atau budaya dapat didefinisikan :
- Menurut Mary E. Guffey ; sebagai sistem komplek nilai – nilai, ciri, moral dan adat istiadat yang dimiliki bersama oleh sebuah masyarakat.
- Edward T. Hall ; suatu sistem untuk menghasilkan, mengirimkan, menyimpan dan memproses informasi
- Hofstede ; pemograman kolektif atas pikiran yang membedakan anggota – anggota suatu kategori orang dari kategori lainnya
- Bovee dan Thil ; sistem sharing atas simbol – simbol, kepercayaan, sikap, nilai – nilai, harapan dan norma – norma untuk berperilaku
Sebagai contoh budaya kerja dari setiap organisasi sangat berbeda satu organisasi dengan organisasi lain, hal ini perlu suatu penyesuaian dan pengertian agar setiap orang yang memasuki suatu budaya kerja tidak terkejut atau dengan kata lain harus mempelajari terlebih dahulu.
1.2.1. Komponen Budaya
Menurut ahli atropologi Cateora, suatu budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, yaitu (1) budaya material, (2) lembaga social, (3) sistem kepercayaan, (4) estetika dan (5) bahasa.
Jika kita melihat dari komponen budaya, maka mengenal perbedaan budaya suatu Negara merupakan suatu cara terbaik untuk dapat berkomunikasi secara baik dan efektif, perbedaa budaya ini akan berpengaruh pada bagaimana seseorang mengirim, menerima dan menafsirkan pesan – pesan kepada orang lain.
1.2.2. Nilai – Nilai Sosial
Nilai – nilai sosial merupakan sesuatu yang dihormati dan, di junjung tinggi oleh suatu masyarakat, seperti contoh seseorang yang memiliki harta di sebabkan oleh kerja keras dan usaha sendiri maka merupakan simbol superioritas, terdapat juga seseorang memilki harta dengan berbagai cara di suatu kelompok masyarakat lebih dihormati dan disegani.
Nilai – nilai sosial ini membedakan antara satu daerah dengan daerah lain atau satu negara dengan negara lain, nilai sosial lebih mengarahkan kepada cara pandang seseorang terhadap perilaku dan kebiasaan.
Nilai sosial ini perlu dikaji dalam komunikasi antarbudaya antara lain :
- Peran dan status
- Pengambilan keputusan
- Konsep waktu
- Konsep jarak komunikasi
- Konteks budaya
- Bahasa tubuh
- Perilaku social
- Perilaku etis
- Perbedaan budaya perusahaan
Karateristik kebudayaan
Budaya yang melekat pada seseorang dibentuk dari sikap yang dipelajari dari masa kecil dan kemudian diperdalam pada masa dewasa. Pada saat memasukai suatu budaya lai, globalisasi dan multikulturalisme dihadapkan dengan perbedaan, maka kita harus menyesuaikan dan mengadaptasi skap dan budaya baru.
Penyesuaian dan adaptasi yang dilakukan agar lebih mudah jika kita memahami beberapa karakteristik dasar dari kebudayaan, yaitu :
- Kebudayaan bisa dipelajari
- Kebudayaan bersifat logis
- Kebudayaan merupakan dasar dari identitas pribadi dan masyarakat
- Kebudayaan menggabungkan yang tampak dan tidak tampak
- Kebudayaan bersifat dinamis
Pengkategorian Kebudayaan
Dapat digunakan untuk mempelajari dan mengkaji tentang budaya dan kebudayaan untuk menjelaskan kelompok – kelompok, sebab beberapa ahli mengatakan mustahil dalam membicarakan kebudayaan tanpa ketegori :
- Stereotipe
Suatu pola perilaku yang terlalu menyederhanakan yang diterapkan secara tidak kritis kepada kelompok – kelompok, stereotipe bersifat tetap dan kaku. Stereotipe pada saat diterapkan pada satu kelompok tidak selalu sepenuhnya salah, terkadang mengandung sebutir kebenaran.
- Prototipe
Menurut Varner dan Beamer ; representasi mental berdasarkan kerakteristik umum yang tidak tetap dan kaku, tetapi lebih terbuka pada definisi – definisi baru.
- Prasangka
Ketika suatu sterotipe berkembang menjadi sikap yang kaku dan ketika didasarkan pada keyakinan yang salah atau pendapat yang diambil sebelumnya
- Generalisasi
Segala sesuatu yang diajarkan di Universitas atau sekolah, jika mampu menarik generalisasi dari banyak data merupakan suatu tanda kepandaian dan pembelajaran.
Dimensi Kebudayaan
Semakin kita banyak mengetahui budaya secara umum dan budaya kita sendiri secara khusus, maka semakin kita akan mampu beradaptasi dengan suatu perspektif multibudaya. Agar kitan dapat memahami buaday kita sendiri dengan baik dan memahami bagaimana budaya kita berbeda dengan budaya orang lain, kiat perlu mempelajari lima dimensi dari kebudayaan, yaitu :
- Konteks
Konteks dikembangkan oleh antropologi Edward T. Hall, konteks mengaju pada stimuli, lingkungan atau karakter dan atmosfer suatu tempat yang mengitari suatu peristiwa.
Komunikator bisnis dalam kebudayaan konteks rendah umumnya cenderung logis, analistis, orientasi pada tindakan, kemandirian dan kebebasan dari control, penggunaan logika linier
Pada kebudayaan konteks tinggi cenderung intuitif dan kontemplatif, hubungan antarpribadi, ekspresi nonverbal, keadaan fisik dan keadaan social, penggunaan logika spiral.
- Individualisme
Suatu sikap independen dan bebas dan pengendalian, masyarakat dengan kebudayaan konteks rendah cenderung menghargai individualism, inisiatif dan asertif pribadi menghasilkan pencapai pribadi.
Masyarakat dengan kebudayaan konteks tingggi lebih kolektif dengan menekankan kebersamaan, kelompok dan tim.
- Formalitas
Seseorang dalam kebudayaan tertentu kurang menekankan, tradisi, upacara dan aturan social dibanding budaya lain, dan banyak perusahaan lain cenderung bersikap hati – hati dan formal dalam urusan bisnis.
- Gaya komunikasi
Masyarakat di dalam lingkungan kebudayaan konteks randah dan tinggi cenderung berkomunikasi secara berbeda – beda, terdapat Negara yang menghargai gaya komunikasi yang langsung dan terus terang.
- Orientasi waktu
Pada orientasi waktu ada Negara yang menghubungakan dengan produktivitas, efisiensi dan uang, ada Negara yang menganggap waktu sebagai sumber yang tidak terbatas dan tak pernah habis.
Komentar
Posting Komentar