Fenomena Baru Kewirausahaan
Dengan demikian makin terbukanya kesempatan baru dipelbagai bidang kehidupan, peran entrepreneur memanfaatkan peluang dan mengadakan inovasi, muncullah wirausaha jenis baru. Wirausaha jenis “tradisional”, yaitu mereka yang memulai usaha dibidang yang secara tradisional, misalnya : perdagangan, produksi dan jasa masa lalu, masih diisi dengan generasi baru dengan memasukkan pembaharuan. Jenis baru yang bertumbuh adalah bidang yang non-tradisional. Thoby Mutis menyebut misalnya ultrapreneur, ecopreneur dan intrapreneur.
Daftar ini dapat diperpanjang misalnya technopreneur dan entrepreneur sosial. Berikut ini penjelasannya masing-masing:
1. Ultrapreneur
Seorang ultrapreneur adalah entrepreneur plus. Keunggulan utamanya adalah pandai melakukan aliansi strategis dan “Outsourcing Strategy”. Dengan membangun kemitraan maka dapat memanfaatkan sumber daya, sumber dana dan jejaring dari para mitra. Contoh yang menonjol adalah pembangunan kawasan usaha seperti “super block” dan “industrial estate”. Sejumlah pengusaha bergabung membentuk kelompok usaha. Ultrapreneur memulai gagasan usaha untuk kelompok tersebut dan memprosesnya sehingga menjadi kenyataan.
2. Ecopreneur
Kewirausahaan dibidang kepedulian lingkungan. bila dimasa lalu tema umat manusia adalah meningkatkan penggunaan sumber daya alam, maka para ecopreneur merubahnya menjadi memanfaatkan dana melestarikan sumber daya alam.
3. Intrapreneur
Kata intrapreneur adalah kependekan dari intra-corporate entrepreneur. Korporasi atau perusahaan yang sudah mapan merasakan kelambanan dalam menghasilkan pembaharuan. Penyebab utamanya adalah birokrasi yang mapan. Upaya yang dilakukan untuk menumbuhkan pembaharuan dari dalam adalah memberikan ruang gerak pada para karyawan “entrepreneur” untuk melahirkan produk dan proses baru didalam perusahaan.
4. Technopreneur
Temuan dibidang teknik yang dihasilkan oleh kegiatan “research & development” makin banyak. Namun sebagian besar berujung pada memperoleh paten. Pada technopreneur menambahkan aktivitas kewirausahaan pada invensi tersebut sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat. Peran utama technopreneur adalah melaksanakan inovasi, yaitu menghadirkan hal baru dimasyarakat. Secara sederhana hubungan invensi dan inovasi digambarkan dalam rumus sebagai berikut:
Inovasi = Invensi + Komersialisasi
Para technipreneur menambahkan aktivitas komersialisasi dengan kewirausahaannya atas invensi yang dilakukan sendiri atau invensi orang lain. sAlah satu contoh berkembangnya para technopreneur adalah fenomena”Silicon Valley” di Amerika. Fenomena “Silicon Valley” dicoba diulang dibanyak negara dengan nama misalnya “Science Park”dan “Kawasan Inkubasi”.
5. Entrepreneur Sosial
Tidak semua pembaharuan bertujuan komersil. Lahirnya banyak lembaga swadaya masyarakat yang tidak berorientasi laba merupakan contoh terjadinya inovasi dibidang sosial. Dalam buku “Reinventing Government: How the Entrepreneurial Spirit is Transforming the Public Sector”, Osborne dan Gaebler menyuguhkan pelbagai contoh keberhasilan inovasi dibidang sosial.
Daftar ini dapat diperpanjang misalnya technopreneur dan entrepreneur sosial. Berikut ini penjelasannya masing-masing:
1. Ultrapreneur
Seorang ultrapreneur adalah entrepreneur plus. Keunggulan utamanya adalah pandai melakukan aliansi strategis dan “Outsourcing Strategy”. Dengan membangun kemitraan maka dapat memanfaatkan sumber daya, sumber dana dan jejaring dari para mitra. Contoh yang menonjol adalah pembangunan kawasan usaha seperti “super block” dan “industrial estate”. Sejumlah pengusaha bergabung membentuk kelompok usaha. Ultrapreneur memulai gagasan usaha untuk kelompok tersebut dan memprosesnya sehingga menjadi kenyataan.
2. Ecopreneur
Kewirausahaan dibidang kepedulian lingkungan. bila dimasa lalu tema umat manusia adalah meningkatkan penggunaan sumber daya alam, maka para ecopreneur merubahnya menjadi memanfaatkan dana melestarikan sumber daya alam.
3. Intrapreneur
Kata intrapreneur adalah kependekan dari intra-corporate entrepreneur. Korporasi atau perusahaan yang sudah mapan merasakan kelambanan dalam menghasilkan pembaharuan. Penyebab utamanya adalah birokrasi yang mapan. Upaya yang dilakukan untuk menumbuhkan pembaharuan dari dalam adalah memberikan ruang gerak pada para karyawan “entrepreneur” untuk melahirkan produk dan proses baru didalam perusahaan.
4. Technopreneur
Temuan dibidang teknik yang dihasilkan oleh kegiatan “research & development” makin banyak. Namun sebagian besar berujung pada memperoleh paten. Pada technopreneur menambahkan aktivitas kewirausahaan pada invensi tersebut sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat. Peran utama technopreneur adalah melaksanakan inovasi, yaitu menghadirkan hal baru dimasyarakat. Secara sederhana hubungan invensi dan inovasi digambarkan dalam rumus sebagai berikut:
Inovasi = Invensi + Komersialisasi
Para technipreneur menambahkan aktivitas komersialisasi dengan kewirausahaannya atas invensi yang dilakukan sendiri atau invensi orang lain. sAlah satu contoh berkembangnya para technopreneur adalah fenomena”Silicon Valley” di Amerika. Fenomena “Silicon Valley” dicoba diulang dibanyak negara dengan nama misalnya “Science Park”dan “Kawasan Inkubasi”.
5. Entrepreneur Sosial
Tidak semua pembaharuan bertujuan komersil. Lahirnya banyak lembaga swadaya masyarakat yang tidak berorientasi laba merupakan contoh terjadinya inovasi dibidang sosial. Dalam buku “Reinventing Government: How the Entrepreneurial Spirit is Transforming the Public Sector”, Osborne dan Gaebler menyuguhkan pelbagai contoh keberhasilan inovasi dibidang sosial.
Komentar
Posting Komentar