Menghela Nafas Sejenak
Suatu ketika ada seorang anak dan ayahnya yang mengelola sebuah lahan pertanian kecil.
Beberapa kali dalam setahun mereka mengangkut hasil
pertaniannya ke kota untuk dijual. Ayah dan anak itu berbeda, sang ayah
biasa bekerja tenang sedangkan sang anak selalu tergesa-gesa.
Suatu pagi mereka menyiapkan pedatinya untuk membawa hasil
pertaniannya ke kota. Anak itu berpikir jika ia memacu lembu penarik
pedatiya dengan lebih cepat serta berjalan siang-malam, tentu ia akan
sampai esok hari pagi-pagi benar.Tenanglah Nak, biar lambat asal
selamat Kata si ayah
Tapi kalau kita tiba lebih dulu dari yang lain, kesempatan kita
untuk menjual dengan harga yang baik akan lebih terbuka Jawab sang
anak. Ayahnya diam saja, lalu menarik topinya dan tidur diatas pedati
yang dikemudikan sang anak. Setelah empat jam mereka melalui sebuah
dusun dimana pamannya tinggal.
Berhentilah dulu disini nak, sudah lama aku tidak bertemu pamanmu pinta sang ayah
Tapi yah,รข€¦ sang anak coba menolak, namun sang ayah terlanjur turun menyapa pamannya.
Satu jam berlalu. Ayahnya dan pemannya selesai mengobrol dan tertawa
bersama, sedang si Anak mukanya masam. Perjalanan kembali dilanjutkan
kali ini giliran sang ayah yang menuntun lembu sedangkan sang anak naik
diatas pedati. Hingga kemudian mereka bertemu sebuah persimpangan, sang
ayah menuntun lembunya ke arah kanan.
Lewat kiri lebih cepat yah sela sang anak
Tapi lewat kanan pemandangannya lebih indah Jawab sang ayah
Tidakkah ayah menghargai waktu sang anak bicara kesal
Oh tentu saja, justru karena aku sangat menghargai waktu maka tiap detik harus bisa kunikmati keindahannya
Jalur itu memang sangat indah, apalagi tampak jelas pesona
terbenamnya matahari. Tapi tentu saja sang anak tak bisa menikmatinya.
Hati dan mulutnya terus mengomel, Ketika malam tiba, di dekat sebuah
sungai yang mengalir jernih sang ayah menghentikan lembunya.
Mari kita beristirahat disini nak
Ini perjalanan terakhirku denganmu yah, kau lebih mementingkan menikmati keindahan alam daripada mencari uang Yah
Itu kata-katamu yang paling indah dari tadi pagi Nak Jawab sang ayah sambil memejamkan mata
Malam berlalu, bintang dan bulan bersinar indah. Tapi tetap sang anak tak bisa memejamkan matanya dengan tenang. Hari itu dia sangat kesal
pada ayahnya. Pagi-pagi sekali sebelum matahari terbit sang anak segera
membangunkan ayahnya, dan kemudian melanjutkan perjalanan.
Di tengah jalan mereka melihat seorang petani yang tak mereka kenal sedang berusaha menarik pedatinya yang terperosok ke parit.
Mari kita bantu dia Kata sang ayah
Dan kembali kehilangan waktu? tanya sang anak
santai nak, suatu waktu bisa jadi kau yang terperosok dalam parit.
Hampir jam delapan pagi saat mereka selesai menarik pedati itu kembali kejalan.
Dan langit berwana gelap.
Kelihatannya hujan di kota kata sang ayah
Kalau saja tadi kita buru-buru pasti kita telah menjual dagangan
kita gerutu sang anak Tenang saja nak, kau pasti akan bertahan lebih
lama dan menikmati hidup lebih banyak lagi nasihat sang ayah
Hari menjelang saat mereka mencapai bukit dan memandang kota yang
mereka tuju dibawah bukit itu. Mereka terdiam, hingga sang anak berkata
Aku mengerti apa maksud ayah.
Merekapun memutar pedati dari kota tujuan mereka semula,
Hiroshima,15 Agustus 1945
รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦
Sahabat terkadang rutinitas kita bekerja, berumah tangga. bermasyarakat membuat kita tak mampu menikmati proses yang terjadi pada diri dan sekitar
kita. Padatnya kesibukan, membuat seakan waktu terasa tak cukup. Bahkan
sepertinya kita perlu meminta tambahan satu hari lagi dalam sepekan
untuk menampung seluruh aktivitas kita. Bertindak cepat untuk semua
persoalan seolah-olah menjadi satu-satunya solusi dari padatnya
aktivitas kita. Bukan hanya itu kita juga dituntut untuk mampu berfikir
lebih cepat bahkan bernafas dengan detakkan lebih cepat.
Itu semua tak salah, tapi tanpa disadari itu semua membuat Anda kesal , tak mampu merasakan keindahan, tak sabar.
Cobalah sejenak menghela nafas Anda, hingga kemudian detak nafas Anda melambat. Dan rasakanlah saat nafas Anda lebih tenang, Anda dapat fokus kembali terhadap masalah Anda. Bahkan luar biasanya Anda akan rasakan
kedamaian dihati Anda seberat apapun masalah Anda. Helalah nafas sekali
lagi. Kemudian helalah sekali lagi dan rasakan sensasi nafas yang Anda
hirup pada tubuh Anda. Dan lama kelamaan Anda akan menjadi hening
Belajarlah untuk sering menghela nafas maka Anda akan selalu belajar
tentang keheningan. Blaise Pascal bilang Masalah pada manusia muncul
karena manusia tak pernah bisa sejenak untuk hening.
Rosul pernah berkata Istirahatlah kamu dengan sholat Dalam tuntunan sholat khusyuk ada yang disebut dengan tumaninah yang mudahnya
diartikan dengan tenang, maka gerakannya tenang tidak terburu-buru,
bacaannya tenang, pikirannya tenang, hatinya tenang, bahkan tatapannya
tenang. Saat inilah khusyuk terjadi sebuah proes keheningan menghadap
Pencipta. Anda masih bisa mendengar,anda masih bisa merasa, tapi Anda
tetap dalam keheningan bersama Tuhan.
Maka dalam hal apapun bahkan ibadah Anda tak akan bisa mendapatkan
makna, keselamatan, kebahagiaan. Jika Anda tak memiliki ketenangan dan
keheningan. Lihatlah Aktivitas Anda hari ini, sholatร dan doaร Anda
misalnya. Apakah Anda lakukan tenang atau terburu-buru? Rapat-rapat
organisasi Anda, tenang atau terburu-buru? Dan percayalah yang
terburu-buru hasilnya lebih buruk dari yang tenang.
Modal untuk itu ternyata hanyalah sederhana; cobalah menghela nafas Anda, dan buat semua bergerak lebih lambat.
Ada orang bijak yang berkata;Hidup Anda hanyalah kumpulan nafas.
Belasan atau puluhan tahun Anda hidup hanyalah kumpulan dari tarikan dan buangan nafas kita. Maka siapa yang mampu mengendalikan nafasnya, dia
pasti bisa mengendalikan hidupnya. Siapa yang mampu mengatur nafasnya,
dia mampu mengatur hidupnya dan siapa mampu menenangkan nafasnya, dia
juga akan mampu menenangkan hidupnya. Hmmm,..sederhana hanya menghela
nafas,รข€¦.
Hidup bukanlah untuk selalu merasa istimewa di mata orang, hidup hanyalah tarikan dan buangan nafas dan apa yang kita lakukan diantara keduannya
Beberapa kali dalam setahun mereka mengangkut hasil
pertaniannya ke kota untuk dijual. Ayah dan anak itu berbeda, sang ayah
biasa bekerja tenang sedangkan sang anak selalu tergesa-gesa.
Suatu pagi mereka menyiapkan pedatinya untuk membawa hasil
pertaniannya ke kota. Anak itu berpikir jika ia memacu lembu penarik
pedatiya dengan lebih cepat serta berjalan siang-malam, tentu ia akan
sampai esok hari pagi-pagi benar.Tenanglah Nak, biar lambat asal
selamat Kata si ayah
Tapi kalau kita tiba lebih dulu dari yang lain, kesempatan kita
untuk menjual dengan harga yang baik akan lebih terbuka Jawab sang
anak. Ayahnya diam saja, lalu menarik topinya dan tidur diatas pedati
yang dikemudikan sang anak. Setelah empat jam mereka melalui sebuah
dusun dimana pamannya tinggal.
Berhentilah dulu disini nak, sudah lama aku tidak bertemu pamanmu pinta sang ayah
Tapi yah,รข€¦ sang anak coba menolak, namun sang ayah terlanjur turun menyapa pamannya.
Satu jam berlalu. Ayahnya dan pemannya selesai mengobrol dan tertawa
bersama, sedang si Anak mukanya masam. Perjalanan kembali dilanjutkan
kali ini giliran sang ayah yang menuntun lembu sedangkan sang anak naik
diatas pedati. Hingga kemudian mereka bertemu sebuah persimpangan, sang
ayah menuntun lembunya ke arah kanan.
Lewat kiri lebih cepat yah sela sang anak
Tapi lewat kanan pemandangannya lebih indah Jawab sang ayah
Tidakkah ayah menghargai waktu sang anak bicara kesal
Oh tentu saja, justru karena aku sangat menghargai waktu maka tiap detik harus bisa kunikmati keindahannya
Jalur itu memang sangat indah, apalagi tampak jelas pesona
terbenamnya matahari. Tapi tentu saja sang anak tak bisa menikmatinya.
Hati dan mulutnya terus mengomel, Ketika malam tiba, di dekat sebuah
sungai yang mengalir jernih sang ayah menghentikan lembunya.
Mari kita beristirahat disini nak
Ini perjalanan terakhirku denganmu yah, kau lebih mementingkan menikmati keindahan alam daripada mencari uang Yah
Itu kata-katamu yang paling indah dari tadi pagi Nak Jawab sang ayah sambil memejamkan mata
Malam berlalu, bintang dan bulan bersinar indah. Tapi tetap sang anak tak bisa memejamkan matanya dengan tenang. Hari itu dia sangat kesal
pada ayahnya. Pagi-pagi sekali sebelum matahari terbit sang anak segera
membangunkan ayahnya, dan kemudian melanjutkan perjalanan.
Di tengah jalan mereka melihat seorang petani yang tak mereka kenal sedang berusaha menarik pedatinya yang terperosok ke parit.
Mari kita bantu dia Kata sang ayah
Dan kembali kehilangan waktu? tanya sang anak
santai nak, suatu waktu bisa jadi kau yang terperosok dalam parit.
Hampir jam delapan pagi saat mereka selesai menarik pedati itu kembali kejalan.
Dan langit berwana gelap.
Kelihatannya hujan di kota kata sang ayah
Kalau saja tadi kita buru-buru pasti kita telah menjual dagangan
kita gerutu sang anak Tenang saja nak, kau pasti akan bertahan lebih
lama dan menikmati hidup lebih banyak lagi nasihat sang ayah
Hari menjelang saat mereka mencapai bukit dan memandang kota yang
mereka tuju dibawah bukit itu. Mereka terdiam, hingga sang anak berkata
Aku mengerti apa maksud ayah.
Merekapun memutar pedati dari kota tujuan mereka semula,
Hiroshima,15 Agustus 1945
รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦รข€¦
Sahabat terkadang rutinitas kita bekerja, berumah tangga. bermasyarakat membuat kita tak mampu menikmati proses yang terjadi pada diri dan sekitar
kita. Padatnya kesibukan, membuat seakan waktu terasa tak cukup. Bahkan
sepertinya kita perlu meminta tambahan satu hari lagi dalam sepekan
untuk menampung seluruh aktivitas kita. Bertindak cepat untuk semua
persoalan seolah-olah menjadi satu-satunya solusi dari padatnya
aktivitas kita. Bukan hanya itu kita juga dituntut untuk mampu berfikir
lebih cepat bahkan bernafas dengan detakkan lebih cepat.
Itu semua tak salah, tapi tanpa disadari itu semua membuat Anda kesal , tak mampu merasakan keindahan, tak sabar.
Cobalah sejenak menghela nafas Anda, hingga kemudian detak nafas Anda melambat. Dan rasakanlah saat nafas Anda lebih tenang, Anda dapat fokus kembali terhadap masalah Anda. Bahkan luar biasanya Anda akan rasakan
kedamaian dihati Anda seberat apapun masalah Anda. Helalah nafas sekali
lagi. Kemudian helalah sekali lagi dan rasakan sensasi nafas yang Anda
hirup pada tubuh Anda. Dan lama kelamaan Anda akan menjadi hening
Belajarlah untuk sering menghela nafas maka Anda akan selalu belajar
tentang keheningan. Blaise Pascal bilang Masalah pada manusia muncul
karena manusia tak pernah bisa sejenak untuk hening.
Rosul pernah berkata Istirahatlah kamu dengan sholat Dalam tuntunan sholat khusyuk ada yang disebut dengan tumaninah yang mudahnya
diartikan dengan tenang, maka gerakannya tenang tidak terburu-buru,
bacaannya tenang, pikirannya tenang, hatinya tenang, bahkan tatapannya
tenang. Saat inilah khusyuk terjadi sebuah proes keheningan menghadap
Pencipta. Anda masih bisa mendengar,anda masih bisa merasa, tapi Anda
tetap dalam keheningan bersama Tuhan.
Maka dalam hal apapun bahkan ibadah Anda tak akan bisa mendapatkan
makna, keselamatan, kebahagiaan. Jika Anda tak memiliki ketenangan dan
keheningan. Lihatlah Aktivitas Anda hari ini, sholatร dan doaร Anda
misalnya. Apakah Anda lakukan tenang atau terburu-buru? Rapat-rapat
organisasi Anda, tenang atau terburu-buru? Dan percayalah yang
terburu-buru hasilnya lebih buruk dari yang tenang.
Modal untuk itu ternyata hanyalah sederhana; cobalah menghela nafas Anda, dan buat semua bergerak lebih lambat.
Ada orang bijak yang berkata;Hidup Anda hanyalah kumpulan nafas.
Belasan atau puluhan tahun Anda hidup hanyalah kumpulan dari tarikan dan buangan nafas kita. Maka siapa yang mampu mengendalikan nafasnya, dia
pasti bisa mengendalikan hidupnya. Siapa yang mampu mengatur nafasnya,
dia mampu mengatur hidupnya dan siapa mampu menenangkan nafasnya, dia
juga akan mampu menenangkan hidupnya. Hmmm,..sederhana hanya menghela
nafas,รข€¦.
Hidup bukanlah untuk selalu merasa istimewa di mata orang, hidup hanyalah tarikan dan buangan nafas dan apa yang kita lakukan diantara keduannya
Komentar
Posting Komentar